MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“KERANGKA KARANGAN(OUTLINE)”
Anggota Kelompok : Dian Putri Yulandari (11109534)
Dimas Sofyandi (10109199)
Kiki Septella Sari (10109398)
Lisa Febriani (15109860)
Muharom Rusdiana D. A. (14109367)
Nadia Achya (14109376)
Puji Utami (14109512)
Rico Ardiansyah (14109611)
Rizki Ariyani (11109030)
Rizkia Tri Andani (10109200)
Septiani Ambarwati (14109403)
Kelas : 3 KA 01
Jurusan : Sistem Infomasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Dosen : Tri Budiarta
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia tentang Kerangka Karangan. Selain itu tujuan dari penyusunan
Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara
meluas.
Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Budiarta selaku dosen Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya
kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................................... 3
I. Pendahuluan............................................................................................................. 4
II. Pembahasan............................................................................................................. 6
Pengertian Kerangka Karangan .............................................................................. 6
Manfaat Kerangka karangan................................................................................... 7
Pola
Sususan Kerangka Karangan .......................................................................... 8
Macam
Kerangka Karangan ................................................................................. 12
Syarat
Kerangka Karangan Yang Baik .................................................................. 12
Langkah
membuat Kerangka Karangan ................................................................ 13
III. Penutup ................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana teratur tentang
pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut
outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan
lengkap di sebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka
karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang,
sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal - balik antara gagasan-gagasan
itu sudah tepat, apakah gagasan - gagasan itu sudah disajikan dengan baik,
harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah
karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis,
dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas - lepas.
1.2 Batasan Masalah
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan
penulisan karya ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk
pembuatan penulisan tersebut. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini
pada pola susunan secara garis besar, macam – macam dan syarat pembuatan
outline (kerangka karangan).
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline
(kerangka karangan) secara garis besar.
2.
Untuk mengetahui macam - macam outline (kerangka
karangan) berdasar sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
3.
Untuk mengetahui syarat outline (kerangka
karangan) yang baik.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini
menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara
mengkaji dan menelaah data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Outline ( Kerangka karangan )
Berikut ini pengertian dari
outline ( kerangka karangan ) adalah sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari
besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2.1.2
Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
2.1.3 Pengertian Kerangka
Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di
sebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai
satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub -
sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub - sub topik yang lebih
terperinci.
2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)
a.
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.
Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah
tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik,
harmonis dalam perimbangannya.
c.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan
dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks
dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda
kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks
tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus
menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula
sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat
perhatian pembaca.
d.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu
bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari
karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak
perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan;
misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang
sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian,
atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat
diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya
membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka
penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan
di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e.
Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan
rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari
data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau
data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana
dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi
karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan
yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan
penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum
dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari
sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti,
dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
2.3 Pola Susunan Outline ( Kerangka Karangan )
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu
pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola
susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan
keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan
berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam
yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap
kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
·
asal usul penulis
·
pendidikan si penulis
·
kondisi kehidupan penulis
·
keinginan penulis
·
karir penulis
b. Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai
pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di
gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
·
Di daerah Kalimantan
·
Di daerah Sulawesi
·
Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah
urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan
bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau
tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan
itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi
tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan
bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis .
Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam
materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir
atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola
logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a.
Klimaks dan Antiklimaks
Urutan
ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu
dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang
paling menonjol.
Contoh :
Topik (turunnya Suharto)
·
Keresahan masyarakat
·
Merajalela nya praktek KKN
·
Keresahan masyarakat
·
Kerusuhan social
·
Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup
dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada
pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan
dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin
terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam
membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh :
Topik (krisis moneter melanda tanah air)
·
Tingginya harga bahan pangan
·
Penyebab krisis moneter
·
Dampak terjadi krisis moneter
·
Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan Masalah
Di mulai
dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau
pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang
mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif –
alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh :
Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
·
Apa itu virusH1N1
·
Bahaya virus H1N1
·
Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai
dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan
secara terperinci (khusus).
Contoh :
Topik (pengaruh internet)
·
Para pangguna internet
o
Anak – anak
o
Remaja
o
Dewasa
·
Manfaat internet
o
Media informasi
o
Bisnis
o
Jaringan social
o
Dan lain – lain
e.
Familiaritas
Urutan
familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian
berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di
kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan
mempergunakan analogi.
f.
Akseptabilitas
Urutan
akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas
mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh
pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di
terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau
tidak oleh para pembaca
2.4 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)
A.
Berdasar Sifat Rinciannya:
1)
Kerangka Karangan Sementara / Non-formal
Cukup
terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a)
Topiknya tidak kompleks
b) Akan
segera digarap
2)
Kerangka Karangan Formal:
Terdiri
atas tiga tingkat, dengan alasan:
a)
Topiknya sangat kompleks
b)
Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan
tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan
untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut.
Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan
Formal.
B.
Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2)
Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka
Kalimat dan Kerangka Topik
2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis
atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah
topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian
buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung
satu gagasan.
Bila
satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada
dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk
membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkan karangan.
2.6 Langkah-langkah
menyusun karangan satu per satu:
1. Menentukan tema dan judul
Tema
adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari
suatu karangan.
Judul
adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut
pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal
(penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan
yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara
mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai
juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar
tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan
tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut
ini petunjuk – petunjuknya :
1. Catat
hal penting semampunya.
2.
Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3.
Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4.
Membuat kerangka
Kerangka
karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur.
Kerangka
karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna.
Berikut
fungsi kerangka karangan :
a)
Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar
teratur dan sistematis
b)
Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap
permasalahan
c)
Membantu menyeleksi materi yang penting maupun
yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a)
Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan
adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b)
Mengatur urutan gagasan.
c)
Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan
subbab.
d)
Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena
bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan
karangan. (karangan tidak mengalir).
5.
Mengembangkan kerangka karangan
Proses
pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi
yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan
dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus
membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut
terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau
tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran
utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
- Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
- Macam – macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
- Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis
atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap
unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2006. Cermat
Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : CV Akademika Pressindo.