Kamis, 25 Oktober 2012

Saat Ponsel Menjadi Alat Mata-mata



Para peneliti dari lembaga militer Amerika Serikat telah menciptakan sebuah aplikasi yang mampu membuat peta 3 dimensi (3D) dari lingkungan sekitar ponsel pintar (yang telah ditanami aplikasi tersebut) berada. Sebuah kemampuan yang dapat membahayakan karena memungkinkan penyusup atau pelaku kriminal untuk mencuri informasi pribadi atau mengambil gambaran tentang lokasi yang akan diserang.

Naval Surface Warfare Center dan Indiana University di Amerika Serikat melakukan penelitian dengan menggunakan “PlaceRaider” yang mampu menyamarkan dirinya sebagai aplikasi kamera biasa pada ponsel pintar dengan sistem operasi Android.
Aplikasi ini mampu secara diam-diam menggunakan kamera pada ponsel untuk mengambil sebuah foto baru. Secara bersamaan, aplikasi ini juga mamapu mengumpulkan data orientasi fituraccelerometer (yang biasanya digunakan untuk mengubah tampilan layar, horisontal atau vertikal) pada ponsel, untuk menentukan posisi ponsel.
PlaceRaider kemudian mengunggah informasi tersebut pada sebuah komputer terpusat untuk selanjutnya memilih foto-foto terbaik dan mengubahnya menjadi peta 3D dari lingkungan sekitar ponsel berada.

Menurut Robert Templeman, seorang teknisi dari Naval Surface Warfare Center, “Dengan kemampuan ini, maka penyusup atau pelaku kriminal dapat dengan cepat menganalisa informasi-informasi yang sensitif dan sangat pribadi, tentunya dalam foto memiliki resolusi tinggi.”
Para pakar komputer menjelaskan bagaimana PlaceRaider mampu “mengizinkan” pembajak untuk memperbesar foto yang memuat informasi penting di sekitar ruangan, seperti laporan keuangan, nomor telepon, daftar pekerjaan pribadi atau kalendar dinding yang menujukkan jadwal perjalanan.
PlaceRaider juga mampu menunjukkan bagaimana foto 3D tersebut mampu memberi mata-mata dan pelaku kriminal sebuah alat untuk merencanakan sebuah pengintaian ataupun perampokkan. Special Force, salah satu unit pasukan terbaik dari militer AS mungkin juga telah menemukan alat yang berguna untuk melakukan pemantauan pada daerah-daerah berbahaya.
Sebuah demonstrasi pembajakan sebelumnya telah menunjukkan bagaimana caranya membajakmicrophones pada ponsel pintar untuk “mendengar” pembicaraan sensitif, atau untuk memanfaatkan fitur accelerometer untuk merasakan getaran dari papan keyboard sehingga mampu “membaca” setiap huruf yang diketik. (TechNewsDaily)

TELEMATIKA


Apa Itu Telematika?
Secara harfiah, telematika berasal dari bahasa perancis “telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi sendiri dapat diartikan sebagai sarana/prasarana, sistem, dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna.

Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika. Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekominikasi, media, dan informatika. Dalam Pengantar pada Mata Kuliah Hukum Telematikan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dinyatakan bahwa istilah telematika merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media, dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.

Para praktisi menyatakan “telematics“ adalah singkatan dari “telecommunication” and “informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep computing and communication. Istilah telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.

Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media, dan
informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “the Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam telematika berkembang menjadi wacana “multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah “multimedia” semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam pelbagai medium. Suatu ambigus jika istilah telematika dipahami sebagai akronim telekomunikasi, multimedia, dan informatika.

Perkembangan Telematika
Perkembangan telematika di Indonesia di bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
Pada masa pra satelit, yaitu sebelum tahun 1976 perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”.

Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia. Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta.

Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise. Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.

Pada masa satelit, Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).  Dengan semakin bergantungnya Indonesia pada teknologi satelit, muncullah sejumlah perusahaan yang bergerak dalam produksi perlengkapan terkait, seperti RFC (milik Iskandar Alisjahbana), LEN (milik Kayatmo), PT. INTI. Setelah periode itu, aspek bisnis di dunia telekomunikasi mencuat. Inovasi lebih banyak terjadi pada penyediaan layanan, sementara pengembangan teknologi untuk komponen berkurang.

Perkembangan teknologipun berkembang pesat, mulai dari pesawat telepon manual ke otomatis, dan dari analog menjadi digital. Pada gilirannya perkembangan ini menuntut adanya pengaturan infrastruktur dan standarisasi peralatan. Tak lama kemudian masuklah teknologi mobile-telecommunication.

Berkembanglah pemakaian handphone yang bardampak tumbuhnya usaha-usaha yang tidak hanya menyediakan layanan atau jejaring saja, melainkan juga membangun pabrik-pabrik dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kabel. Menarik untuk dicatat bahwa di era serbuan bisnis telekomunikasi itu, ternyata kaidah dan aturan bisnis professional tidak sepenuhnya diikuti.
Perkembangan Telematika saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pada segi hardware, telah banyak bermunculan produk-produk IT muktahir yang lebih kecil, cepat dan efisien dengan format-format unik yang berbeda. Telepon selular dengan koneksi wifi, notebook dengan ukuran lebih kecil, dan teknologi yang sedang berkembang cepat ialah ponsel berbasis Android yang menjadikan alasan mengenai pesatnya perkembangan telematika yang memudahkan pengguna mengakses internet dengan praktis dan efisien. Kelengkapan fitur dan aplikasi pada android sangat multiuser sehingga pengguna dapat membuat aplikasi sendiri sesuai dengan kebutuhan. Apalagi salah satu aplikasi Android yaitu Tethering  atau pengganti modem sangat berguna untuk pengguna yang sering membawa laptop atau notebook. Dan kini masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengakses internet kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja.

Trend Telematika Kedepannya     
Trend Telematika yang sedang berkembang karena Perangkat teknologi informasi (TI) saat ini, meski semakin murah, tetapi tetap menjanjikan konsumen untuk selalu terkoneksi dengan dunia maya. Ini dimungkinkan berkat kehadiran teknologi internet seperti teknologi jaringan kabel Ethernet, atau pun teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) dan Wireless Fidelity (WiFi).

Saat ini bukan hanya komputer, notebook atau netbook saja yang berkembang ditelematika khususnya bidang teknologi informasi, tetapi ponsel dan smartphone, Internet Enabled Television (IETV), Blu-ray player, konsol game, sistem audio digital, eReader, Perangkat GPS, Komputer Tablet hingga Kamera Digital. Apalagi saat ini hampir semua ponsel, komputer tablet bersaing dari segi aplikasi dan kualitasnya.

Untuk ke depannya, pemanfaatan teknologi tepat guna dan kepekaan terhadap teknologi tentu sangat dibutuhkan dalam menanggapi proses perkembangan teknologi sesuai dengan standard masyarakat. Dan dalam proses perkembangannya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga tidak merugikan pihak lain dan tidak menguntungkan diri sendiri. Sehingga trend ke depan telematika dapat menjadi suatu trend yang dapat diterima dan dinikmati oleh seluruh masyarakat, baik dari kalangan atas maupun dari kalangan bawah.

Sumber: