Menurut Marchewka
(2003, p.86), salah satu dari keputusan-keputusan penting dalam manajemen
proyek adalah memilih seorang manajer proyek atau pemimpin tim. Manajer proyek
biasanya ditunjuk untuk suatu proyek pada tahap pertama dalam siklus proyek,
tetapi manajer proyek yang baru bisa dibawa sebagai pengganti pada tahap lanjut
dari tahapan proyek.
Manajemen proyek yang
baik adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya
manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan
kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan serta memberikan
efek kesejahteraan bagi karyawan.
Ciri-ciri Pemimpin dan
Kepemimpinan Yang Baik
1.
Sebagai seorang pemimpin yang
mengingikan kemajuan bagi anggota dan organisasi yang dipimpinnya,
hendaknya seorang pemimpin harus memiliki :
2.
Pengetahuan umum yang luas, semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia
semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
3.
Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang
dalam memajukan organisasi.
4.
Sikap yang intuitif atau rasa ingin
tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa
puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk
mencari dan menemukan hal-hal baru.
5.
Kemampuan Analitik, efektifitas
kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang
bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara
dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan
berorientasi pada pemecahan masalah.
6.
Daya ingat yang kuat, pemimpin harus
mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata
orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah
daya ingat yang kuat.
7.
Kapasitas integratif, pemimpin harus
menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
8.
Ketrampilan berkomunikasi secara
efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi,
fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
9.
Keterampilan Mendidik, memiliki
kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah
sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
10.
Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan
manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan
kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak
hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan
pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
11.
Objektivitas, pemimpin diharapkan dan
bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para
bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan
organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
Terdapat lima tahap
kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
1.
Inisiasi
2.
Perencanaan dan desain
3.
Pelaksanaan dan konstruksi
4.
Pemantauan dan sistem pengendalian
5.
Penyelesaian.
Tahap inisiasi
Tahap inisiasi proyek
merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk
dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga
didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah
solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi
terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk.
Tahap Perencanaan dan
Desain
Ketika ruang lingkup
proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai
memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun
secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi
project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare
review.
Tahap Eksekusi (Pelaksanaan
proyek dan/atau Konstruksi)
Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau
pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara
fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project
plan akan dieksekusi.
Tahap Pemantaun dan
sistem Pengendalian
Sementara kegiatan
pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna
memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan
akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables
project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan
supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua
stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan.
Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post
implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat
setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai
pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan dating. Organisasi Proyek
Tahapan ini merupakan tahapan sebuah proyek sebelum kemudian ditutup
(penyelesaian). Namun tidak semua proyek akan melalui setiap tahap, artinya
proyek dapat dihentikan sebelum mereka mencapai penyelesaian. Beberapa proyek
tidak mengikuti perencanaan terstruktur dan / atau proses pemantauan. Beberapa
proyek akan melalui langkah 2, 3 dan 4 beberapa kali.
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini. Sebagai contoh, ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan konstruksi, proyek biasanya akan melalui tahapan dengan nama yang berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama: Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan Desain, Gambar Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau Administrasi Konstruksi.
Kompetensi Yang Harus
Dimiliki Seorang Manajer Proyek
Seorang manager proyek
merupakan seorang professional dalam bidang manajemen proyek. Manajer proyek
memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan
sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang industri kontruksi,
arsitektur, telekomunikasi dan informasi teknologi. Untuk menghasilkan kinerja
yang baik, sebuah proyek harus dimanage dengan baik oleh manajer proyek yang
berkualitas baik serta memiliki kompetensi yang disyaratkan. Lalu apa saja
kompetensi yang dimaksud? Seorang manajer proyek yang baik harus memiliki kompetensi
yang mencakup unsur ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill) dan sikap
(attitude). Ketiga unsur ini merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan proyek. Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila
proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang
telah direncanakan. Manajer proyek merupakan individu yang paling menentukan
keberhasilan / kegalan proyek. Karena dalam hal ini manajer proyek adalah orang
yang memegang peranan penting dalam mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua
sumber daya yang dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan
dalam pencapaian sasaran proyek. Untuk menjadi manajer proyek yang baik,
terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan ilmu yang dimaksud
antara lain :
1.
Manajemen Ruang Lingkup
2.
Manajemen Waktu
3.
Manajemen Biaya
4.
Manajemen Kualitas
5.
Manajemen Sumber Daya Manusia
6.
Manajemen Pengadaan
7.
Manajemen Komunikasi
8.
Manajemen Resiko
9.
Manajemen Integrasi.
Sumber: