Selasa, 10 Mei 2011

80 % Kantin Kejujuran Bangkrut, Tanda Degradasi Moral Makin Parah

Kejujuran sudah menjadi barang langka di dunia ini. berbagai upaya mendidik siswa bertindak jujur terus digalakkan dan salah satunya adalah kantin kejujuran. Kantin Kejujuran dimaksudkan untuk membelajari siwa untuk berbuat dan bertindak jujur dengan membayar barang sesuai dengan harga dan jumlah barang yang diambil serta mengambil kembalian sendiri tanpa ada yang mengawasi.Tapi apakah kantin kejujuran efektif membentuk pribadi yang jujur? itu yang jadi permasalahnnya. Dari 617 kantin kejujuran di Kota Bekasi yang diresmikan Wakil Jaksa Agung Muchtar Arifin pada Oktober 2008, tinggal 20 persen yang tetap eksis. Sebanyak 80 persen tutup akibat bangkrut karena ketidakjujuran pembeli. Nah lo..


Sejak diresmikan hingga sekarang, belum ada evaluasi terhadap peningkatan kantin kejujuran pada setiap sekolah. Program itu bagus dan baik, tapi kalau tidak ada tindak lanjut percuma, buang-buang tenaga saja dan biaya. Selayaknya ada evaluasi, sejauh mana kemajuan dan kejujuran para anak didik.

Banyak ahli konsep program, tapi yang mempertahankan dan melanjutkan program itu boleh dibilang sangat jarang. Oleh karena itu, banyak program jadi mubazir karena tidak pernah dievaluasi. Padahal, setiap membuat program tentu menelan biaya yang cukup besar.

Program kantin kejujuran misalnya yang diterapkan di masing-masing satuan pendidikan dari SD hingga pendidikan menengah, awalnya menggebu-gebu. Tetapi berselang 3-6 bulan, tutup alias bangkrut, karena siswa kurang kejujuran atau ketidakmengertian, sebab awalnya tidak ada sosialisasi khususnya di kalangan murid sekolah dasar.

Para kepala SD mengatakan, lebih baik ditutup daripada bangkrut, sebab murid-murid asal main ambil saja dan tidak bayar. Memang siswa tidak mutlak salah, sebab awalnya tidak ada sosialisasi, sehingga mereka berpikiran semua barang yang dipajang di kantin kejujuran gratis.

“Tingkat kesulitan menanamkan kejujuran bagi siswa SD memang menjadi kendala, namanya anak-anak, dikira gratis, sebab tidak ada orang atau petugas kantin yang menunggu mereka ambil saja” tutur sejumlah kepala SD di kota Bekasi.

Jangankan di tingkat SD, pada jenjang SMP dan SMA saja sudah banyak yang tutup. Barangnya habis, tapi uangnya tidak kelihatan, berarti tidak jujur, apakah mungkin semua siswa dihukum atau diinterogasi. Menanamkan kejujuran itu sejak dini memang cukup baik, tapi jangan dadakan seperti pembukaan kantin kejujuran, ujar seorang kepala SMP.

Program kejujuran diarahkan ke sekolah, tapi tingkat korupsi merajalela di mana-mana. Ini benar-benar pengalibian situasi, padahal bila arahnya ke siswa bukan kejujuran yang ditanamkan, tetapi ahlak, moral dan budi pekerti. Pelajaran ini sudah merangkum di dalamnya kejujuran. Dahulu ada pendidikan moral pancasila, sekarang diganti dengan PPKn, kemudian dahulu ada pendidikan budi pekerti, sekarang malah dihapus.

Kalau generasi muda nya saja begini hanya akan melahirkan koruptor baru di negeri ini.



http://adelphoocsharbalaw.blogspot.com/2011/05/80-kantin-kejujuran-bangkrut-tanda.html

Harga Beras Naik

Jakarta(Bali Post) -
Harga
beras mulai merayap naik. Kenaikan bervariasi antara Rp 50/kg sampai Rp 300/kg yang disebabkan meningkatnya permintaan beras dari Jawa ke Sumatera dan Kalimantan. Melihat hal ini, pemerintah memerintahkan Perum Bulog mengintervensi pasar untuk meredam harga melalui Operasi Stabilisasi Harga (OSH) beras.

Laporan Depdag menyebutkan, harga rata-rata nasional beras per 6 Desember mencapai Rp 5.048/kg.
Sementara data Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) menyebutkan, kenaikan harga beras tertinggi terjadi pada beras yang banyak dikonsumsi masyarakat, seperti IR 63 kelas III naik menjadi Rp 4.350/kg dari Rp 4.250/kg. PIBC menjadi barometer harga beras karena lalu lintas beras menuju Jawa dan disebarkan hingga Sumatera dan Kalimantan.
 
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag Adriansyah Parman ketika dikonfirmasi, Jumat (7/12) kemarin tidak memungkirinya. Kenaikan harga beras setidaknya dikarenakan beberapa faktor, yakni meningkatnya permintaan beras dari Jawa ke Pulau Sumatera seperti Palembang dan Medan. Hal sama terjadi di Pulau Kalimantan. Selain itu, bertepatan hari raya besar keagamaan juga mendongkrak harga Ardiansyah menambahkan, kenaikan harga beras saat ini merupakan siklus tahunan yang posisi pada akhir tahun.
 
Apalagi pasokan menipis karena pasokan gabah dari panen petani meski ada, tapi jumlahnya tidak besar. Sementara, konsumsi beras memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Namun, Adriansyah menyatakan, semula pemerintah memperkirakan awal kenaikan harga akan terjadi pada permulaan 2008. Namun, gejolak harga terjadi lebih cepat atau sejak awal minggu ini. Sedangkan, penyebab kenaikan lebih disebabkan kurangnya pasokan di beberapa daerah seperti Medan dan Palembang. ''Untuk itu, Bulog akan  
melakukan stabilisasi harga beras,'' tambahnya.
 
Namun, peneliti Econit Hendri Saparini menilai dalam sudut pandang berbeda. Mulai merayapnya harga beras tidak lain spekulasi para pedagang yang menahan pasokan. Selain momentum hari raya besar keagamaan yang dijadikan alibi, wacana pembatasan BBM premium bersubsidi pada akhir tahun turut memicu harga beras.
''Kalau pemerintah tidak pintar-pintar mengelola isu ini, kebijakan pembatasan harga BBM premium akan memberi efek psikologis terhadap harga sembako, terutama beras. Jika ini terjadi, lonjakan inflasi tahun depan menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah,''terangnya.
 
Dirut Perum Bulog Mustofa Abubakar menyatakan, pihaknya siap menggelontorkan OSH beras 50 ribu ton dalam bentuk beras kualitas medium setara IR-63 kelas 3 serta premium dengan patahan 5-10 persen. Daerah pertama yang dibidik Jakarta dan Medan. Dia berharap, OSH beras mampu meredam potensi kenaikan harga beras yang terjadi saat ini. OSH beras akan dilakukan baik ditingkat grosir hingga pengecer.
 
Dia meyakini, kondisi ini tidak permanen karena stok beras pemerintah sudah mencukupi konsumsi, antara lain berasal dari cadangan beras pemerintah 255 ribu ton dan OSH beras sekitar 278 ribu ton. ''Total stok yang kita memiliki cukup besar sekitar 1,65 juta ton. Bisa dikeluarkan kalau diperlukan. Kalau masih mau adu kuat lagi, silakan,'' tantang Mustafa ditanya gejala harga beras ini ditunggangi aksi spekulan.(kmb1)

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/12/8/e1.htm