A.Induksi
Induksi adalah proses berpikir di dalam akal kita dari
pengetahuan tentang kejadian atau pristiwa-pristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit
dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti :
Besi di panaskan memuai
Seng di panaskan memuai
Emas di panaskan memuai
Perak di panaskan
memuai
Besi, Seng, Emas dan
Perak adalah logam
Jadi : Setiap logam
yang di panaskan akan memuai.
Contoh
:
Kebijakan
yang diterapkan Jepang itu akhirnya sampai juga ke Indonesia. Rakyat diminta
menanam pohon jarak sebagai tanaman pagar. Tanaman ini diyakini dapat
menggantikan bahan bakar fosil yang selama ini dipakai secara luas di seluruh
dunia.Itulah sekelumit sejarah pemakaian minyak jarak di Indonesia.
Cara penalaran Induksi
ada dua keuntungan adalah sebagai berikut :
Kita dapat berpikir
secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus indivudual
Pernyataan yang di
hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran
selanjutnya baik secara Induktip dan Deduktip
Ada dua macam Induktif
adalah sebagai berikut :
a. Induksi sempurna
Jika putusan umum itu
merupakan penjumlahan dari putusan khusus, maka Induksi itu sempurna misalnya :
Jika dari masing-masing
Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui bahwa ia warga Negara Indonesia. Maka
dapat diadakan putusan (umum) semua Mahasiawa Fakultas itu warga Negara
Indonesia.
b. Induksi tidak Sempurna
Jika putusan umum dari
Induksi yang bukan merupakan penjumlahan, melainkan seakan-akan loncatan dari
yang khusus kepada yang umum, itulah Induksi yang tidak sempurna.
Induksi tidak sempura
ada dua macam lagi demi sifat yang di milikinya dalam kekuatan putusan yang
ternyata :
Dalam ilmu alam
(sciences) utusan yang tercapai melalui Induksi tidak sempurna berlaku umum,
mutlak, jadi tak ada kecualinya. Hukum air mengenai pembekuannya tak
mengizinkan pengecualiannya. Tidak ragu-ragu ilmu berani meramalkan tentang
pembekuan itu.
Ketika ilmu mempunyai
objek yang terjadi bisa kena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat
ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan Ilmu, maka pula hal
lainnya. Ilmu tersebut di namakan Ilmu sosial serta objek penyelidikannya
terpengaruhi oleh kehendak manusia.
B. Deduksi
Deduksi adalah proses
pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan
pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum
menuju pada hal yang bersifat khusus seperti:
Semua makhluq yang
bernyawa pasti mati
Manusia adalah makhluq
yang bernyawa
Tumbuhan adalah makhluq
yang bernyawa
Hewan adalah makhluq
yang bernyawa
Jadi, Manusia,
Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Penalaran Deduksi
mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem Tertutup
Dalam pembahasan ini
ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a. Gambar ini adalah
sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh
pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi Jajaran Genjang (Empat
segi sisi yang berhadapan sejajar) serata ,merima semua dalil dan batasan
tentang garis lurus dan garis sejajar, maka denga satu rangkaian
langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang berhadapan itu sama. Dalam
contoh ini semua premis (titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan
dalam istilah Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan
tak perlu di ragukan lagi.
b. Jumlah ketiga sudut
sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180
derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh
dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan terfsebut.
2. Sistem Terbuka
Suatu kesimpulan itu
pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan
yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang mengatakan
sebaliknya itu salah.
Contoh :
Ketika Perang Dunia II,
banyak kapal laut logistik Jepang ditenggelamkan oleh armada perang Amerika. Keadaan itu membuat “negeri matahari
terbit” ini melirik minyak jarak untuk menggerakkan mesin-mesin perangnya.
Tidak hanya truk dan tank, bahkan pesawat terbang pun menggunakan bahan bakar
minyak jarak.
DAFTAR PUSTAKA
1. H. Mundiri. 2005.
Logika. Jakarta: Raja Grafindo Persada
2. Poedja Wijatna.
1994. Logika Pilsafat Berpikir. Jakarta: Rineka Cipta
3. Poespo Praja. 1995.
Logika Ilmu Menalar. Jakarta: Raja Grafika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar